faridun

Persoalan Hanya sekadar pencetus persoalan. Kadang kala kita sering meletakkan perkara tersebut sebagai sensitif sedang ia bukanlah sepatutnya begitu. Seringkali apabila hadirnya kalangan-kalangan orang berpangkat tinggi namun hukum Allah tidak diambil peduli (maksudnya penjagaan batas-batas aurat), kita akan menjaga perkataan kita supaya tidak menyentuh sensitiviti mereka dengan tidak membicarakan mengenai hukum-hukum Allah khasnya berkaitan aurat. Pernah lihat tak dekat stesen Tv terutama Tv kerajaan ada isu-isu berkaitan aurat ini dibicarakan dihadapan menteri-menteri yang tak kisah tentang aurat mereka?Hmm..kalau adapun, boleh dikira dengan jari. Isu ini hadir apabila banyak kalangan kita yang berkata, "kesian la diorang, teraib nanti. kita kena jaga sesitiviti diorang jugak" Walhal, dalam hal begini, siapa yang tidak sensitif? Kita ke atau mereka? Apakah seumur hidup mereka yang puluhan tahun tu tak menjumpai hukum yang diturunkan ribuan tahun dahulu? Sudah terang lagi b

Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga). (Surah An-Nisa: 31) Rasulullah s.a.w bersabda: " Lebih baik ditembus dengan besi yang panas dari dubur sampai kepala nya daripada harus menyentuh wanita yang bukan muhrim-nya " (HR. At Tirmidzi) "Aku tidak pernah berjabat tangan dengan wanita". hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Hibban (1597), An Nasa'i (7/149), Ibnu Majah (2874) "Andaikata kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan jarum besi, maka itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tak halal baginya" (HR. Al Baihaqi, dishohihkan oleh Syaikh Al Albani)